
Dan diatas semuanya itu: kenakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. (kolose 3:14)
Sekuat dan sesehat apapun tubuh kita, pasti ada saatnya kita jatuh sakit. Entah itu Flu, Batuk atau yang lain.. begitu juga hubungan kita dengan orang lain. Seharmonis apapun hubungan kita dengan orang lain, pasti ada saatnya kita berkonflik/masalah.. Sebab pada dasarnya kita ini berbeda: latar belakang, cara berpikir, kepekaan, karakter. Disamping itu kestabilan emosi kita ada saatnya turun, sehingga kita menjadi lebih peka dari biasanya.
Jadi sebetulnya konflik/masalah itu wajar2 saja. Bahkan dalam kadar tertentu, konflik/masalah ada baiknya juga. Membuat kita jadi bisa lebih saling menerima dan memahami. Yang penting sebetulnya bukan konflik/masalahnya, tetapi bagaimana kita menyikapinya. Konflik/masalah akan menjadi produktif kalau kita sikapi dengan positif, sebaliknya konflik/masalah akan kontraproduktif kalau kita tanggapi dengan sikap negatif.
Tiga kebiasaan orang dalam menanggapi konflik/masalah yaitu:
1. Perang terbuka (saling pukul,saling memaki)
2. Perang dingin (saling mendiamkan)
3. Cara anak kecil (saling mendiamkan)
Ketiga sikap tersebut bukan sikap yang baik dalam menangani konflik/masalah. Bukan saja tidak menyelesaikan masalah,tetapi malah bisa menimbulkan masalah baru.
Menyikapi konflik/masalah secara positif adalah dengan kasih. Kasih merupakan pengikat yang menyempurnakan dan mempersatukan sebuah hubungan/ persekutuan. Kasih itu terwujud dalam belas kasihan, kemurahan,kerendahan hati, kelemahlembutan,kesabaran, pengampunan. Kasih itu bertolak dari damai sejahtera Kristus yang ada dan tumbuh dalam hati kita.
Sekuat dan sesehat apapun tubuh kita, pasti ada saatnya kita jatuh sakit. Entah itu Flu, Batuk atau yang lain.. begitu juga hubungan kita dengan orang lain. Seharmonis apapun hubungan kita dengan orang lain, pasti ada saatnya kita berkonflik/masalah.. Sebab pada dasarnya kita ini berbeda: latar belakang, cara berpikir, kepekaan, karakter. Disamping itu kestabilan emosi kita ada saatnya turun, sehingga kita menjadi lebih peka dari biasanya.
Jadi sebetulnya konflik/masalah itu wajar2 saja. Bahkan dalam kadar tertentu, konflik/masalah ada baiknya juga. Membuat kita jadi bisa lebih saling menerima dan memahami. Yang penting sebetulnya bukan konflik/masalahnya, tetapi bagaimana kita menyikapinya. Konflik/masalah akan menjadi produktif kalau kita sikapi dengan positif, sebaliknya konflik/masalah akan kontraproduktif kalau kita tanggapi dengan sikap negatif.
Tiga kebiasaan orang dalam menanggapi konflik/masalah yaitu:
1. Perang terbuka (saling pukul,saling memaki)
2. Perang dingin (saling mendiamkan)
3. Cara anak kecil (saling mendiamkan)
Ketiga sikap tersebut bukan sikap yang baik dalam menangani konflik/masalah. Bukan saja tidak menyelesaikan masalah,tetapi malah bisa menimbulkan masalah baru.
Menyikapi konflik/masalah secara positif adalah dengan kasih. Kasih merupakan pengikat yang menyempurnakan dan mempersatukan sebuah hubungan/ persekutuan. Kasih itu terwujud dalam belas kasihan, kemurahan,kerendahan hati, kelemahlembutan,kesabaran, pengampunan. Kasih itu bertolak dari damai sejahtera Kristus yang ada dan tumbuh dalam hati kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar